Ciri / karakteristik :
- Heterotrof ( tidak mampu menghasilkan makanan sendiri )
- Multiseluler
- Eukariotik ( memiliki membrane inti )
- Dapat bergerak aktif
- Tidak memiliki dinding sel
Kingdom Animalia terbagi menjadi 2;
- Vertebrata : memiliki ruas tulang belakang
- Avertebrata : tidak memiliki ruas tulang belakang
VERTEBRATA
| AVERTEBRATA |
PISCES
| PORIFERA ( HEWAN BERPORI ) |
AMPHIBI
| CNIDARIA / COELENTERATA ( HEWAN BERONGGA ) |
REPTIL
|
MOLLUSCA (HEWAN BERTUBUH LUNAK)
|
AVES |
ARTHROPODA ( HEWAN BERUAS-RUAS )
|
MAMALIA |
ECHINODERMATA ( HEWAN BERKULIT DURI )
|
VERMES ( PLATYHELMINTHES, NEMATELMINTHES, DAN ANNELIDA )
|
Cara menghafal : Pacar Coco Viktor Anaknya Menteri English
( Porifera – Coelenterata – vermes – Arthropoda – Mollusca – Echinodermata )
Berdasarkan simetri tubuh, Animalia dibagi menjadi 3:
- Asimmetrical : tidak simetris
- Radial : menyebar
- Bilateral : Simetris
Berdasarkan lapisan lembaga, Animalia dibagi menjadi 2:
- Diploblastik ( 2 lapisan ) : Ekto dan Endo – > Porifera dan Cnidaria
- Tripoblastik ( 3 lapisan ) : Ekto, Meso dan Endo.
Berdasarkan kerangka tubuh, Animalia dibagi menjadi 2:
- Eksoskeleton ( rangka luar -> arthropoda, ikan, ular, kura-kura, penyu, dsb )
- Endoskeleton ( rangka dalam -> semua vertebrata )
Berdasarkan rongga tubuh, Animalia dibagi menjadi 3:
- Aselomata : tidak memiliki rongga tubuh (Platyhelminthes)
- Pseudoselomata : memiliki rongga semu (Nematoda)
- Coelomata : memiliki rongga tubuh yang nyaa karena seluruh tuuh dibaasi oleh lapisan mesoderm. (Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata)
Nah itu awalannya. Sekarang mau lanjut ke Avertebrata atau yang disebut Invertebrata. Udah siap belom?
AVERTEBRATA
- PORIFERA (h. berpori / spons)
Porifera hidup di laut, maupun di air tawar (spongillidae)
Ciri : Multi seluler, dipoblastik, asimetri atau simetri radial,memiliki daya regenerasi tinggi dan memiliki rongga tubuh (spongocoel).
Dipoblastik artinya porifera memiliki lapisan luar berupa sel pipih sebagai kulit luar / epidermis ( pinakosit ), dan lapisan dalam berupa sel berbentuk corong yang memiliki flagella ( koanosit ). Antara koanosit dan pinakosit terdapat rongga bergelatin yang siebut mesenkim atau mesoglea yang berisi sel ameboid atau sel skleroblas / sel penyusun rangka.
Sel Ameboid : mengedarkan makanan ( mendatangi koanosit, menyerap makanan dan kemudian mengedarkan )
Sel Skleroblas : menyusun rangka berbentuk duri / spikula.
Porifera memiliki lubang masuk air / ostium dan saluran keluar air / osculum. Pada saat flagella bergerak, air masuk melalui ostium lalu berlanjut ke saluran dan ke ruangan yang berisi koanosit. aliran air membawa plankton, lalu ditangkap oleh sel corong dan dicerna.
Porifera berbentuk seperti tabung, vas bunga atau pun mangkuk. Ia tidak memiliki susunan saraf, darah, organ mata, kepala, mulut dan usus. Respirasi dan ekskresinya secara difusi melalui permukaan tubuh.
Sistem pencernaan Porifera adalah intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit.
Berdasarkan tipe saluran air :
a. Askonoid : pori / ostium berhubungan langsung ke spongosol
b. Sikonoid : pori / ostium di hubungkan dengan saluran bercabang dengan spongosol
c. Leukanoid
Reproduksi Porifera adalah internal.
a. Aseksual : berupa tunas ( kuncup ) = muncul dari kaki dan kemudian tetap tinggal bersama induknya.
Untuk porifera air tawar = mampu membentuk gemula ( sel koanosit yang terbungkus kuat dan tebal ). Jika air cukup, maka gemula akan tumbuh menjadi porifera baru.
b. Seksual : membentuk sel gamet = berkembang dari sel ameboid khusus atau yang dinamakan Arkeosit.
Pembentukan zigot berada di mesoglea. Selanjutnya zigot berkembang menjadi larva bersilia, lalu berenang jauh dari induk. Kemudian menempel di suatu tempat dan membalikan lapisan tubuhnya ( sel flagea berada di dalam menjadi sel koanosit ) dan menjadi porifera baru.
Berdasarkan penyusun rangka, porifera dibagi menjadi 3 yaitu
- Calcarea : tubuh dari kalsium karbonat. Spikula tersusun atas zat kapur. cth : Grantia dan Scypha.
- Hexactinellida : tubuh tersusun dari silica yang mirip binatang 6 lengan. Spikula tersusun atas zat silikat. cth Euplectella.
- Demospongiae (rangka lunak) : tubuh tersusun dari serabut sponging. spikula dari zat silikat dan spongia / spongia saja. cth : Euspongia dan Spongilla
2. COELENTERATA (H. BERONGGA)
2.1 CNIDARIA
Dapat hidup di air tawar maupun air laut. Tubuh melekat di dasar perairan
Ciri : berbentuk polip ( tabung ) dan medusa ( lonceng / payung ), diploblastic ( lapisan luar : epidermis , lapisan dalam : gastrodermis ), pencernaan ekstraseluler dan intraseluler, berbentuk simetri radial.
Mulut Cnidaria dikelilingi tentakel. Pada tubuh sebelah atas terdapat lubang mulut yang dikelilingi tentakel. Pada perukaan tentakel terdapat sel beracun yang mengeluarkan zat beracun saat tersentuh, sel tersebut bernama Knidoblas / nematosista.
alur : Ada hewan yang menempel pada tentakel dan terkena sel knidoblas, maka akan keluar racun yang menyebabkan hewan tersebut lemas. Lalu tentakel akan menggulug dan hewan masuk ke dalam mulut. Di bawah mulut terdapat kerongkongan pendek, lalu hewan tersebut diteruskan masuk ke rongga usus / gastrovaskuler, kemudian dicerna secara ekstraseluer. Setelah itu sari makanan diserab sel endoderma, sedangkan sisanya dimuntahkan lewat mulut.
Cnidaria tidak memiliki pembuluh darah atau sel khusus untuk ekskresi. Pnegambilan oksigen dan keluarnya CO2 serta sisa metabolisme melalui difusi seluruh tubuh.
Cnidaria tidak memiliki kepala sehingga tidak memiliki pusat susunan saraf sebagai pusat pengatur dan pemberi perintah untuk mereaksikan rangsangan.
Cnidaria memiliki 2 tipe :
- Polip : soliter dan koloni. Melekat pada dasar perairan, tubuh tengahnya agak membesar dan tubuh bagian bawahnya mengecil dan menempel disebut bagian kaki.
- Medusa : fase reproduksi secara seksual. Melepaskan diri dari induk dan berenang bebas. Berbentuk payung dengan tentakel yang melambai
Reproduksi :
- Aseksual : kuncup. Melekat pada induk membentuk koloni
- Seksual : peleburan inti sperma dan ovum. Zigot menjadi larva. Larva bersilia = planula ; berenang meninggalkan induk.
A. HYDROZOA
Hydra
- Aseksual : kuncup
- Seksual : organ jantan dan betina
- (Sperma oleh sel ektoderma dekat tentakel : testis, sedangkan ovarium berada di dekat kaki)
Obelia
- Polip yang berfungsi dalam hal makan : HIDRANT, sedangkan dalam hal reproduksi seksual (medusa) : GONANGIUM.
- Reproduksi memiliki 2 bentuk yaitu medusa dan polip
penjelasan alur : Medusa dewasa / gonads – kelamin yaitu sperma dan ovum. kemudian terjadi pertemuan eksternal dan muncul lah zigot. Zigot berubah menjadi larva planula yang akhirnya menempel pada permukaan air dan kemudian beruah menjadi polip. Polip ada 2 yaitu Hidrant dan Gonangium. Gonangium akan menghasilkan medusa yang menjadi medusa dewasa.
B. SCYPHOZOA
Berbeda dengan obelia.
Aurelia aurita = ubur-ubur
Reproduksi aseksual : distrobila ( menghasilkan ephyra ), dan seksual.
alur reproduksi : Medusa -> planula -> skifistoma ( polip muda ) -> strobila ( polip dewasa ) -> ephyra ( medusa muda ) -> medusa
C. ANTHOZOA
Merupakan hewan yang menyerupai bunga. Berada di air laut jernih. Berupa polip dan memiliki tentakel banyak ( kelipatan 8 )
Ada yang menghasilkan kerangka dari kapur keras -> terumbu karang.
Ada yang dapat membentuk kerangka dari zat tanduk
contoh : Akar bahar ( Euplexaura antiphates )
2.2 CTENOPHORA
Ctenophora hidup di laut.
Ciri : lunak, tidak berwarna dan mampu menghasilkan cahaya / bioluminesensi, memiliki tentakel panjang yang mengandung struktur lengket – koloblas.
cth : Mertensia ovum, Mnemiopsis , Pleurobranchia , Beroe cucumis
3. PLATYHELMINTHES
Ciri : tubuh bulat pipih, bilateral simetris ( kalau dibelah akan terbagi 2 bagian yang simetris ), tripoblastik aselomata, dan hermafrodit ( di dalam 1 tubuh ada 2 kelamin ).
Platyhelminthes tidak memiliki system peredaran darah, anus, ekskresi dan respirasi. Alat pencernaannya pun belum sempurna. Sistem saraf yang dimiliki adalah system saraf tangga tali.
Karena tidak memiliki system ekskresi, maka ekskresinya melalui sebuah alat yang dinamakan sel api / flame cell
Platyhelminthes dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Turbellaria ( cacing bulu getar )
ciri : memiliki daya generasi tinggi (kalau dipotong maka akan muncul individu baru dari potongan tersebut), berukuran 1-60 cm dan berada di air tawar jernih.
contoh : planaria ( planaria digunakan sebagai indikator perairan bersih )
Reproduksi :
- Seksual : pembuahan silang
- Aseksual : Fragmentasi ( 1. terpotong alami : dari ekor, 2. terbelah menjadi 2 : menyobek diri, 3. terbelah menjadi 3 : dipotong menjadi 3 )
b. Trematoda ( cacing hisap )
ciri : sebagai parasit / merugikan makhluk hidup yang lain, memiliki alat penghisap / sucker, dan pencernaannya belum sempurna
contoh :
- Dalam darah : perantaranya adalah air dan menyebabkan penyakit Schistostoma (Schistostomajaponica, S. mansoni, S. haematobium).
- Dalam hati : perantara : ikan ( Clonorchis sinensis – hati manusia ), perantara : siput (Fasciolahepatica – hati sapi).
- Dalam usus : perantaranya adalah tumbuhan air (Fasciola buski).
- Dalam paru-paru : Paragonimus westermani
Reproduksi Fasciola hepatica :
cara menghafal (dulu dikasih sama guru kayak gini ) : Tante MIRa SPOrt REnang CElananya MErah terang
artinya : telur – mirasidium – sporokista – redia – serkaria – metaserkaria
penjelasan :
Di dalam hati domba terdapat cacing dewasa. Domba tersebut pup , lalu telurnya keluar dari pup tersebut dan jadilah larva mirasidium. Larva tersebut masuk ke dalam tubuh siput air tawar. Di dalam tubuh siput terjadilah perubahan larva tersebut menjadi sporokista, lalu menjadi redia, dan kemudian menjadi serkaria. Serkaria yang keluar dari tubuh siput dinamakan metaserkaria ( sudah dewasa ). Metaserkaria nempel di rumput, lalu dimakan domba atau sapi.
dan terulanglah siklus tersebut.
c. Cestoda (cacing pipa)
ciri : parasit pada usus manusia, tubuhnya bersegmen / proglotid dan beruas, di bagian kepala / skolek terdapat alat hisap ( rostelum ), tidak memiliki mulut dan alat pencernaan.
penyerapan makanan melalui seluruh permukaan tubuh.
Skolek : bagian kepala yang memiliki pengait
cth : cacing pita ( Taenia saginata – perantara sapi dan tidak memiliki pengait pada skoleks ; Taenia solium – perantara babi dan memiliki pengait pada skoleks )
Cara menghafal : Tante Onny Sixpack Dadanya. ( telur – onkosfer – sistiserkus – dewasa )
Daur hidup :
Cacing dewasa terdapat pada manusia. Cacing terebut bertelur dan keluar lewat feses / pup, dan berubah menjadi proglotid. Proglotid berubah menjadi heksakan / onkosfer, dan kemudian tertelan sapi / babi. Onkosfer tersebut menembus dinding usus dan ikut di aliran darah, kemudian masuk ke dalam otot sapi / babi. Onkosfer kemudian berubah menjadi sistiserkus yang terdapat pada otot lurik – daging. Daging tersebut termakan oleh manusia, maka cacing tersebut akan menetas dan berkembang di usus halus.
dan terulanglah daur hidup tersebut.
d. Rotifera
ciri : memiliki mahkota bersilia, termasuk pseudoselomata
e. Lophophorata
4. NEMATHELMINTHES ( CACING GILIG )
Ciri : tubuh berbentuk gilig ( bulat panjang ) dan ujungnya meruncing, bersilia dan belum memiliki respirasi. Alat pencernaannya sempurna dan termasuk tripoblastik pseudoselomata.
Termasuk kosmopolit ( ditemukan dimana saja ), dan hidupnya bebas atau sebagai parasit.
Contoh :
- Ascaris lumbricroides: cacing perut pada manusia
Daur hidup :
Cacing dewasa terdapat di dalam usus halus manusia. Bertelur dan kemudian keluar melalui feses dan menempel di tanaman. Tanaman tersebut termakan oleh manusia, masuk ke mukosa usus halus, berkembang dan dibawa oleh peredaran darah. Kemudian telur tersebut menetas dan menuju ke paru-paru. Di paru-paru, cacing tersebut sudah dewasa dan kemudian menembus dinding alveoli, menuju bronkus, kerongkongan lalu ke usus halus.
dan terulanglah daur hidup tersebut.
- Ancylostoma duodenale : cacing tambang
- Necator americanus : cacing tambang di amerika tropis
Ciri : hidup di usus halus, menghisap darah dari dinding usus.
Cara menghafal : Tante Rani Ferekonomiannya Menembus Dewasa ( Telur – rhabditiform – filariform – kulit – cacing dewasa )
Daur hidup :
Telur berkembang menjadi larva rhabditiform ( masih kecil – belum berkembang ), kemudian berkembang menjadi larva filariform yang menembus kulit telapak tangan / kaki dan kemudian masuk ke dalam peredaran darah, menuju ke jantung, lalu ke paru-paru, faring, tenggorokan dan menuju usus dalam bentuk larva. Di usus larva tersebut sudah berupa cacing dewasa.
dan terulanglah daur hidup tersebut.
- Oxyuris vermicularis / Enterobius vermicularis : cacing kremi
Ciri : terdapat pada sayur mentah, tangan tidak bersih, bahan makanan yang terkontaminasi telur cacing.
Hidup di usus besar dan berukuran sebesar rambut. Infeksinya dapat menimbulkan gatal di sekitar anus dan menyebabkan autoinfeksi ( apabila digaruk, telur akan menempel di tangan dan masuk kembali ke dalam tubuh – dr tubuh dia ke tubuh dia lagi)
Daur hidup :
Cacing sebesar rambut – kremi hidup di dalam usus besar. Bertelur dan menaruh telurnya di sekitar anus maka anus akan terasa gatal. Saat digaruk maka telur menempel di tangan, jika anda tidak mencuci tangan maka telur tersebut akan masuk ke mulut jika anda makan. Telur tersebut akan berkembang menjadi larva dan kembali menuju ke usus besar.
- Wuchereria bancrofti / Filaria bancrofti : penyebab kaki gajah
Ciri L tertular melalui nyamuk culex. hanya menyerang kaki. disaat infeksi selesai maka kaki akan mengempes.
Merupakan parasit di pembuluh getah bening melalui gigitan nyamuk culex.
Infeksi cacing dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh getah bening yang akan mengakibatkan pembengkakkan pada kaki atau yang dinamakan penyakit kaki gajah atau elephantiasis atau filariasis
Daur hidup :
Cacing dewasa bertelur, lalu berkembang menjadi anak cacing (mikrofilaria) yang akan beredar di dalam darah. Penderita akan digigit oleh nyamuk culex lalu ditularkan ke orang lain disaat nyamuk tersebut menggigit orang lain. Di tubuh orang yang tertular, mikrofilaria mencari saluran limfa dan berkembang menjadi cacing dewasa.
dan terulanglah daur hidup tersebut
5. ANNELIDA (CACING TANAH)
Ciri : bersegmen, tripoblastik selomata, simetri bilateral, sistem pencernaannya lengkap, ekskresinya melalui nefridium, memiliki sistem saraf tangga tali, bersifat hermafrodit dan bergerak dengan kontraksi otot tubuh atau dengan rambut (seta).
A. Polichaeta ( cacing berambut banyak )
Contoh : Cacing palolo ( Eunice sp ) dan cacing wawo ( Lysidice ocle )
Ciri : tiap ruas tubuhnya memiliki parapodia ( kaki berdaging ) yang ditumbuhi oleh banyak rambut.
Di bagian kepala terdapat mata, tentakel dan mulut
Alat reproduksi : Gonokoris
B. Oligochaeta ( cacing berambut sedikit )
Contoh : cacing tanah ( Lumbriscus terestris )
Ciri : bersegmen, habitat di air tawar atau tanah, memiliki knitelium / penebalan ulit yag menyebabkan perbedaan warna.
C. Hirudinea ( cacing tidak berambut )
Contoh : Lintah ( Hirudo medicinalis ), dan Pacet ( Haemadipsa javanisca )
Merupakan cacing penghisap darah dan memiliki 2 alat hisap
Menghasilkan hirudin ( zat anti penggumpalan darah ) dan mengeluarkan zat anestesi ( penghilang rasa sakit )
No comments:
Post a Comment