• This is default featured slide 1 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 2 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 3 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 4 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 5 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Vektor

A. Definisi, Gambar, dan Notasi Vektor

Seperti telah disinggung sebelumnya, besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah. Dalam ilmu Fisika, banyak besaran yang termasuk vektor, di antaranya perpindahan, gaya, kecepatan, percepatan, dan momentum. Selain besaran vektor, ada juga besaran yang hanya memiliki nilai. Besaran seperti ini disebut besaran skalar. Besaran yang termasuk besaran skalar, di antaranya massa, waktu, kuat arus, usaha, energi, dan suhu.
Sebuah vektor digambarkan oleh sebuah anak panah. Panjang anak panah mewakili besar atau nilai vektor, sedangkan arah anak panah mewakili arah vektor. Notasi atau simbol sebuah vektor dapat menggunakan satu atau dua huruf dengan tanda panah di atasnya, misalnya A atau AB . Akan tetapi, dalam buku ini, vektor digambarkan oleh sebuah huruf yang dicetak tebal dan miring, misalnya A atau B. Gambar 2.1 menunjukkan gambar beberapa vektor dengan notasinya. Titik A disebut titik pangkal vektor dan titik B disebut ujung vektor.

Besar sebuah vektor dapat ditulis dengan beberapa cara, di antaranya
dengan memberi tanda mutlak (||) atau dicetak miring tanpa ditebalkan. Sebagai contoh, besar vektor A ditulis |A|atau A dan besar vektor B ditulis |B|atau B. Arah sebuah vektor dinyatakan oleh sudut tertentu terhadap arah acuan tertentu. Umumnya, sudut yang menyatakan arah sebuah vektor dinyatakan terhadap sumbu-x positif. Gambar 2.2 memperlihatkan tiga buah vektor A, B, dan C dengan arah masing-masing membentuk sudut 45°, 90°, dan 225° terhadap sumbu-x positif.

B. Penjumlahan Vektor Menggunakan Metode Grafis dan Analitis
Pernahkah Anda membayangkan jika Anda berenang di sungai searah dengan aliran sungai, kemudian Anda tiba-tiba berbalik arah 90° dari arah pergerakan semula? Apakah posisi terakhir Anda tepat sesuai keinginan
Anda? Tentu tidak, arah akhir posisi Anda tidak akan membentuk sudut 90° dari posisi semula karena terdapat hambatan arus sungai yang membuat arah gerak Anda tidak tepat atau menyimpang. Anda dapat menentukan posisi akhir Anda dengan cara menjumlahkan vektor gerak Anda, baik perpindahannya maupun kecepatannya. Apakah Anda mengetahui cara menjumlahkan dua buah vektor?

Penjumlahan vektor tidak sama dengan penjumlahan skalar. Hal ini karena vektor selain memiliki nilai, juga memiliki arah. Vektor yang diperoleh dari hasil penjumlahan beberapa vektor disebut vektor resultan. Berikut ini akan dibahas metode-metode untuk menentukan vektor resultan.

1. Resultan Dua Vektor Sejajar
Misalnya, Anda bepergian mengelilingi kota Palu dengan mengendarai sepeda motor. Dua jam pertama, Anda bergerak lurus ke timur dan menempuh jarak sejauh 50 km. Setelah istirahat secukupnya, Anda kembali melanjutkan perjalanan lurus ke timur sejauh 30 km lagi. Di lihat dari posisi asal, Anda telah berpindah sejauh sejauh 50 km + 30 km = 80 km ke timur. Dikatakan, resultan perpindahan Anda adalah 80 km ke timur. Secara grafis, perpindahan Anda seperti diperlihatkan pada Gambar 2.3.
Sedikit berbeda dengan kasus tersebut, misalnya setelah menempuh jarak lurus 50 km ke timur, Anda kembali lagi ke barat sejauh 30 km. Relatif terhadap titik asal, perpindahan Anda menjadi 50 km – 30 km = 20 km ke timur. Secara grafis, perpindahan Anda diperlihatkan pada Gambar 2.4.
Dari kedua contoh, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.3 dan Gambar 2.4, menjumlahkan dua buah vektor sejajar mirip dengan menjumlahkan aljabar biasa. Secara matematis, resultan dua buah vektor sejajar, yakni, sebagai berikut. Jika vektor A dan B searah, besar vektor resultan R, adalah 
dengan arah vektor R sama dengan arah vektor A dan B. Sebaliknya, jika kedua vektor tersebut berlawanan, besar resultannya adalah
dengan arah vektor R sama dengan arah vektor yang terbesar.

2. Resultan Dua Vektor yang Saling Tegak Lurus
Misalnya, Anda memacu kendaraan Anda lurus ke timur sejauh 40 km dan kemudian berbelok tegak lurus menuju utara sejauh 30 km. Secara grafis, perpindahan Anda seperti diperlihatkan pada Gambar 2.5. Besar resultan perpindahannya, r,  diperoleh menggunakan Dalil Pythagoras, yakni sebagai berikut
dan arahnya
terhadap sumbu-x positif (atau 37° dari arah timur).

Dari contoh kasus tersebut, jika dua buah vektor, A dan B, yang salingtegak lurus akan menghasilkan vektor resultan, R, yang besarnya
terhadap arah vektor A dengan catatan vektor B searah sumbu-y dan vektor A searah sumbu-x.
3. Resultan Dua Vektor yang Mengapit Sudut
Sekarang tinjau dua buah vektor, A dan B, yang satu sama lain mengapit sudut seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.6 (a). Gambar vektor resultannya dapat diperoleh dengan cara menempatkan pangkal vektor B di ujung vektor A. Selanjutnya, tarik garis dari titik pangkal vektor A ke titik ujung vektor B dan buatkan panah tepat di ujung yang berimpit dengan ujung vektor B. Vektor inilah, R, resultan dari vektor A dan B. Hasilnya seperti diperlihatkan pada Gambar 2.6 (b).
Besar vektor resultan, R, dapat ditentukan secara analitis sebagai berikut. Perhatikan Gambar 2.7. Vektor C dan D diberikan sebagai alat bantu sehingga vektor A + C tegak lurus vektor D dan ketiganya membentuk resultan yang sama dengan resultan dari vektor A dan B, yakni R . Dengan menggunakan Dalil Pythagoras, besarnya vektor resultan R adalah
Selanjutnya, juga dengan menggunakan Dalil Pythagoras, dari gambar diperoleh
dan dari trigonometri,
Dengan memasukkan dua persamaan terakhir ke persamaan pertama, diperoleh besarnya vektor resultan R.

4. Selisih Dua Vektor yang Mengapit Sudut
Vektor A dan vektor -A, memiliki besar yang sama, yakni |A| = |–A| = A, tetapi arahnya berlawanan seperti diperlihatkan pada Gambar 2.8. Selisih dari dua buah vektor, misalnya vektor A – B, secara grafis sama dengan jumlah antara vektor A dan vektor –B, seperti diperlihatkan pada Gambar 2.9. Secara matematis, vektor selisihnya ditulis R = A – B. 


Secara analitis, besar vektor selisihnya ditentukan dari Persamaan (2–5) dengan mengganti θ  dengan 180 – θ. Oleh karena, cos (180° – θ) = –cos θ sehingga diperoleh 

5. Melukis Resultan Beberapa Vektor dengan Metode Poligon
Jika terdapat tiga buah vektor, A, B, dan C, yang besar dan arahnyaberbeda seperti diperlihatkan pada Gambar 2.10 (a), resultannya dapat diperoleh dengan cara menggunakan metode poligon, yakni sebagai berikut.
  • Hubungkan titik tangkap vektor B pada ujung vektor A dan titik pangkal vektor C pada ujung vektor B.
  • Buat vektor resultan, R, dengan titik tangkap sama dengan titik pangkal vektor A dan ujung panahnya tepat di titik ujung vektor C. Hasilnya seperti diperlihatkan pada Gambar 2.10 (b).

Secara matematis, vektor resultan pada Gambar 2.10 ditulis sebagai berikut.

R = A + B + C

6. Vektor Nol
Vektor nol adalah vektor hasil penjumlahan beberapa buah vektor yang hasilnya nol. Sebagai contoh, lima buah vektor, A, B, C, D, dan E, menghasilkan resultan sama dengan nol maka secara matematis ditulis A + B + C + D + E = 0 Dengan menggunakan metode poligon, secara grafis vektor-vektor tersebut diperlihatkan seperti pada Gambar 2.11. Perhatikan bahwa ujung vektor terakhir (vektor E) bertemu kembali dengan titik pangkal vektor pertama (vektor A).

 C Menjumlahkan Vektor dengan Metode Uraian
Dalam beberapa kasus, seringkali Anda menjumlahkan beberapa vektor yang lebih dari dua buah. Secara grafis, metode yang digunakan adalah metode poligon, seperti yang telah disinggung sebelumnya. Akan tetapi, bagaimanakah cara menentukan besar dan arah vektor resultannya? Salah satu metode yang digunakan adalah metode uraian, seperti yang akan di bahas pada sub-subbab berikut ini.

1. Menguraikan Vektor Menjadi Vektor Komponennya
Sebuah vektor dapat diuraikan menjadi dua buah vektor yang saling tegak lurus. Vektor-vektor baru hasil uraian disebut vektor-vektor komponen. Ketika sebuah vektor telah diuraikan menjadi vektor-vektor komponennya, vektor tersebut dianggap tidak ada karena telah diwakili oleh vektor-vektor komponennya. Sebagai contoh, ketika Anda menguraikan sekarung beras 50 kg menjadi dua karung dengan masing-masing 20 kg dan 30 kg, apakah karung yang berisi 50 kg tetap ada?

Gambar 2.12 memperlihatkan sebuah vektor A yang diuraikan menjadi dua buah vektor komponen, masing-masing berada pada sumbu-x dan sumbu-y. Ax adalah komponen vektor A pada sumbu-x dan Ay adalah komponen vektor A pada sumbu-y. Dengan mengingat definisi sin θ  dan cos θ dari trigonometri, besar setiap komponen vektor A dapat ditulis sebagai berikut.
Sementara itu, dengan menggunakan Dalil Pythagoras diperoleh hubungan
Selanjutnya, hubungan antara Ax dan Ay diberikan oleh

2. Menjumlahkan Vektor Melalui Vektor-Vektor Komponennya
Menjumlahkan sejumlah vektor dapat dilakukan dengan menguraikan setiap vektor menjadi komponen-komponennya ke sumbu-x dan sumbu-y pada koordinat kartesius. Metode seperti ini disebut metode uraian.
Berikut adalah tahapan-tahapan untuk mencari besar dan arah vektor resultan dengan metode uraian.
  • Buat koordinat kartesius x-y.
  • Letakkan titik tangkap semua vektor pada titik asal (0,0). Hati-hati, arah vektor tidak boleh berubah.
  • Uraikan setiap vektor, yang tidak berimpit dengan sumbu-x atau sumbu-y,menjadi komponen-komponennya pada sumbu-x dan sumbu-y.
  • Tentukanlah resultan vektor-vektor komponen pada setiap sumbu,misalnya
    ∑Rx= resultan vektor-vektor komponen pada sumbu-x.
    ∑Ry =resultan vektor-vektor komponen pada sumbu-y.
  • Besar vektor resultannya

dan arahnya terhadap sumbu-x positif
Demikianlah Materi Fisika SMA Kelas X tentang Vektor  semoga bermanfaat.

Sumber:
Aip Saripuddin, dkk () Praktis Belajar Fisika Kelas X SMA. Jakarta: Pusat Perbukuan
Share:

Besaran & Satuan

Hai sobat setia Sumberpengertian ! Pada kesempatan yang baik ini mimin akan mengulas seputar pengertian Besaran dan Satuan. Dalam fisika, besaran memiliki makna yaitu sesuatu yang dapat diukur atau dihitung dan memiliki nilai (besar) yang dinyatakan dengan angka dan satuan. Yuk langsung saja mari kita simak artikel berikut ini.
Pengertian Besaran dan Satuan, Macam-Macam, dan Alat Ukurnya !

Pengertian Besaran dan Satuan

Pengertian besaran adalah sesuatu yang dapat diukur atau dihitung dan dinyatakan dengan angka dan satuan. Angka tersebut adalah nilai yang diperoleh pada saat proses mengukur atau menghitung benda tersebut.
Pengertian satuan adalah standar ukuran dari suatu besaran. Misalnya, second (s) untuk satuan waktu.

Macam-Macam Besaran

Berdasarkan satuannya, macam-macam besaran dibedakan menjadi 2 macam, yaitu besaran pokok (Base Quantities) dan besaran turunan (Derived Quantities).

Besaran Pokok

Besaran pokok adalah besaran yang tidak tergantung pada besaran-besaran yang lain. Besaran pokok dapat diukur secara langsung dan dijadikan sebagai dasar besaran yang lainnya. Tabel berikut merupakan 7 besaran pokok beserta satuannya.
Pengertian Besaran dan Satuan, Macam-Macam, dan Alat Ukurnya !

Besaran Turunan

Besaran turunan adalah besaran yang tersusun atas satu atau lebih besaran pokok, misalnya luas, volume, kecepatan, percepatan, gaya, dan usaha. Berikut merupakan tabel beberapa contoh besaran turunan.
Pengertian Besaran dan Satuan, Macam-Macam, dan Alat Ukurnya !
Contohnya, luas = panjang x lebar. Panjang merupakan besaran pokok panjang dengan satuan meter, lebar juga termasuk dalam besaran pokok panjang dengan satuan meter. Jadi, satuan luas adalah m2 (meter persegi) yang diturunkan dari hasil perkalian satuan besaran pokok panjang, yaiut m X m.

Besaran Skalar

Besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai (besar), tidak memiliki arah. Contoh besaran skalar adalah voluma, massa, waktu, dan jarak.

Besaran Vektor

Besaran vektor adalah besaranyang memiliki nilai (besar) dan arah. Contoh besaran vektor adalah perpindaha, kecepata, dan gaya.

Sistem Satuan Internasional

Mengukur menggunakan telapak tangan dapat dikategorikan kedalam pengukuran tidak baku. Dengan satuan pengukuran yang tidak baku, setiap orang kemungkinan memperoleh hasil pengukuran yang berbeda-beda. Hal ini akan membuat sulit untuk mendapatkan kesetaraan hasil pengukuran antara satu orang dengan orang yang lainnya.
Kesulitan tersebut mampu diatasi dengan menggunakan sistem satuan yang lebih baik, yakni dengan menggunakan Sistem Satuan Internasional (International System of Unit) atau yang disingkat menjadi SI. Sistem ini adalah hasil kesepakatan dari CGPM (Conference General des Poids et Measures) di Paris, Prancis. Sistem Satuan Internasional harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut.
  • Memiliki nilai tetap.
  • Mudah ditiru dan diadakan kembali sebagai satuan yang sama.
  • Dapat digunakan oleh semua orang diseluruh dunia.
Sistem Satuan Internasional terdiri dari sistem MKS dan CGS. Pengertian sistem MKS adalah cara menyatakan besaran dengan satuan meter, kilogram, dan sekon. Sedangkan pengertian sistem CGS adalah mengunakan sistem satuan sentimeter, gram, dan sekon.

Satuan Panjang

Satuan Internasional untuk panjang adalah meter. Devinisi satu meter adalah jarak yang ditempuh cahaya yang merambat di dalam ruang vakum (hampa udara) dalam selang waktu 1/299.792.458 sekon (CGPM kE- 17, 1983). Meter standar memiliki bentuk batang logam yang terbuat dari campuran platina dan iridium.

Satuan Massa

Pengertian massa adalah banyak zat yang terkandung dalam suatu benda. Satuan Satuan Internasional untuk massa adalah kilogram. Devinisi satu kilogram adalah massa sebuah kilogram standar yang disimpan di Lembaga Timbangan dan Ukuran Internasional (CGPM ke-1, 1899). Kilogram standar memiliki bentuk silinder platina-iridium yang disimpan di Sevres, dekat kota Paris, Prancis.

Satuan Waktu

Satuan Satuan Internasional untuk waktu adalah sekon (detik).Satu sekon didevinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan oleh atom cesium untuk bergetar sebayak 9.192.631.770 kali dalam transisi antara dua tingkat energi di tingkat energi dasarnya (CGPM ke-13, 1967).

Pengukuran

Pengukuran mengandung makna proses mengukur. Sedangkan pengertian mengukur adalah kegiatan membandingkan sesuatu yang diukur dengan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan.
Berdasarkan caranya, pengukuran dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pengukuran langsung dan pengukuran tidak langsung. Pengukuran langsung adalah pengukuran menggunakan alat ukur sehingga dapat memperoleh hasil pengukuran secara langsung. Contoh pengukuran langsung adalah mengukur lingkar pohon menggunakan alat rol meter.
Apabila mengukur lingkar pohon menggunakan seutas tali terlebih dahulu, kemudian panjang tali tersebut diukur kembali menggunakan penggaris maka disebut sebagai pengukuran tidak langsung.

Alat-Alat Ukur

Alat ukur adalah alat yang digunakan untuk mengetahui nilai suatu besaran melalui kegiatan mengukur. Alat-alat ukur yang sesuai dengan Satuan Internasional dibuat menggunakan dsar satuan standar, sebagai contoh satuan panjang, massa, dan waktu.

Alat Ukur Panjang

Berikut merupakan contoh alat ukur panjang.
Penggaris
Penggaris digunakan untuk mngukur besaran panjang benda-benda yang tidak terlalu panjang, misalnya untuk mengukur panjang meja, lebar pintu, dan tinggi lemari.
Rol Meter
Rol meter berfungsi untuk mengukur besaran panjang yang nilainya cukup besar, misalnya digunakan untuk mengukur panjang halaman, lebar jalan, dan jarak lompatan.
Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang digunakan untuk mengukur besaran panjang yang nilainya maksimum 10 cm.
Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur besaran panjang yang nilainya maksimum 2,5 cm.

Alat Ukur Massa

Alat yang digunakan untuk mengukur massa adalah neraca. Berikut merupakan jenis-jenis neraca yang digunakan.
Neraca Sama Lengan
Neraca sama lengan digunakan untuk mengukur massa benda-benda yang ringan. Neraca ini umumnya digunakan untuk menimbang perhiasan emas.
Timbangan Duduk
Timbangan duduk umumnya digunakan oleh pedagang pasar atau ditoko untuk menimbang sembako. Timbangan duduk digunakan untuk mengukur benda-benda seperti beras, telur, bawang merah, bewang putih, dan lain sebagainya.
Neraca Ohaus
Neraca ohaus digunakan untuk mengukur massa benda dengan ketelitian pengukuran 0,1 gram. Alat ini biasanya digunakan di Laboratorium guna menimbang benda-benda yang berhubungan dengan penelitian yang sedang dilakukan.
Neraca Elektronik
Neraca elektronik digunakan untuk mengukur massa benda denan ketelitian pengukuran 0,1 mg. Hasil yang dapat diketahui melalui neraca elektronik ini mudah dilihat karena tampilannya berupa angka digital pada neraca tersebut.

Alat Ukur Waktu

Berikut merupakan alat yang digunakan untuk mengur waktu.
Jam Pendulum
Jam pendulum digunakan untuk mngukur waktu dalam kehidupan sehari-hari.
Stopwatch
Stopwatch digunakan untuk mengukur waktu dengan ketelitian hingga 1/100 sekon (stopwatch analog), bahkan ada yang mencapai ketelitian 1/1.000 sekon (stopwatch digital).
Jam Atom
Jam atom digunakan untuk mengukur waktu dengan ketelitian pengukuran paling tinggi dibandingkan dengan jam pendulum maupun stopwatch.
Share:

Trigonometri

A.     Ukuran Sudut
1.       Ukuran Derajat
Besar sudut dalam satu putaran adalah 360°. Berarti 1°= 1/360 putaran. Ukuran sudut yang lebih kecil dari derajat adalah menit ( ‘ ) dan detik ( “ ).
Hubungan ukuran sudut menit, detik, dan derajat adalah:

2.       Ukuran Radian
Satu radian adalah besar sudut pusat busur lingkaran yang panjangnya sama dengan jari-jari.



3.       Hubungan Derajat dengan Radian
Untuk mengubah sudut sebesar 𝛉 ke dalam satuan radian, menggunakan rumus:

Dan untuk mengubah sudut sebesar X radian ke dalam satuan derajat, menggunakan rumus:

Contoh Soal
1.       Nyatakan sudut 0,65 radian dalam satuan derajat!
Jawab :

2.       Nyatakan sudut 154° ke satuan radian!
Jawab:


3.       Suatu lingkaran memiliki panjang busur 15 cm dan dengan sudut pusat 45°, carilah jari-jari lingkaran tersebut!
Jawab:
Kita harus merubah 𝛉= 45° ke dalam bentuk radian.


B.     Perbandingan Trigonometri pada Segitiga Siku-Siku
Perhatikanlah gambar berikut!

Jika dipandang dari sudut 𝛉, maka sisi BC disebut sisi depan, sisi AB disebut sisi samping, dan sisi AC disebut sisi miring.
Jika sisi AB = x, sisi BC = y, dan sisi AC = r, maka

Contoh soal
1.       Perhatikan gambar berikut!



Diketahui panjang AC = 9 cm, dan panjang AB = 12 cm, dengan sudut b = 𝛉. Tentukan nilai dari sin 𝛉, cos 𝛉, dan tan 𝛉!

Pemecahan:

2.       Jika sin 15°= y. Tentukan nilai trigonometri berikut dalam y!
a.       Cos 15°
b.       Tan 15°
c.       Sin 75°
d.       Cos 75°
e.       Tan 75°
f.        Cosec 15°
g.       Cotan 75°
h.       Sec 75°
Pemecahan:

a.       Cos 15°

b.       Tan 15°


c.       Sin 75°

d.       Cos 75°

e.       Tan 75°

f.        Cosec 15°

g.       Cotan 75°


h.       Sec 75°

3.       Jawablah pertanyaan berikut!
a.       Diketahui  , tentukanlah nilai dari sin α, tan α, dan cosec α!

b.       Tentukan nilai dari

Pemecahan:



a.       Diketahui  
b.       Nilainya adalah


C.     Perbandingan Trigonometri Sudut Berelasi
Dalam satu putaran, yaitu 360°, sudut dibagi menjadi empat relasi, yaitu:
1.       Kuadran I            : 0°≤ α ≤ 90°
2.       Kuadran II          : 90° < α ≤ 180°
3.       Kuanran III        : 180° < α ≤ 270°
4.       Kuadran IV         : 270° < α ≤ 360°
Perhatikan gambar berikut!


1.       Perbandingan Trigonometri Sudut di Kuadran I


Pada  AOC, berlaku:


Pada ∆ BOC, berlaku:


2.       Perbandingan Trigonometri Pada Sudut Kuadran II




Pada  AOC, berlaku: α = 180°- 𝛉

3.       Perbandingan Trigonometri Pada Sudut Kuadran III



Pada  AOC berlaku:  AOP = α

4.       Perbandingan Trigonometri Pada Sudut Kadran IV
sin (360° - 𝞪) = - sin 𝞪
cos (360° - 𝞪) = cos 𝞪
tan (360° - 𝞪) = - tan 𝞪
cosec (360° - 𝞪) = - cosec 𝞪
sec (360° - 𝞪) = sec 𝞪
cotan (360° - 𝞪) = - cotan 𝞪
5.       Perbandingan Trigonometri Untuk Sudut Diatas 360° atau Sudut Negatif
a.       Perbandingan Trigonometri Untuk Sudut Diatas 360°
Sin (k × 360° + 𝞪) = sin 𝞪
Cos (k × 360° + 𝞪) = cos 𝞪
tan (k × 360° + 𝞪) = tan 𝞪
cosec (k × 360° + 𝞪) = cosec 𝞪
sec (k × 360° + 𝞪) = sec 𝞪
cotan (k × 360° + 𝞪) = cotan 𝞪
Keterangan:
k = banyaknya putaran, dengan nilai k adalah bilangan bulat positif.
b.       Perbandingan Trigonometri Sudut Negatif
Sin (- 𝞪) = -sin 𝞪
Cos (-𝞪) = cos 𝞪
tan (-𝞪)  = -tan 𝞪
cosec (-𝞪) = -cosec 𝞪
sec (-𝞪) = sec 𝞪
cotan (-𝞪) = -cotan 𝞪
Contoh Soal
1.       Nyatakan sudut berikut kedalam perbandingan trigonometri sudut lancip positif!
a.       Sin 175°
b.       Cos 325°
c.       Sec (-225°)
d.       Tan 780°
e.       Sin 3500°
Pemecahan:


2.       Diketahui sin 35° = 2k, nyatakan trigonometri sudut berikut dalam k!
a.       Sin 55°
b.       Cos (-215°)
c.       Tan 125°
d.       Cosec 935°
e.       Sin 665°
Pemecahan:

D.    Persamaan Trigonometri sin x = sin α, cos x = cos α, dan tan x = tan α
1.       Jika sin x = sin α, maka x = α + k . 360° atau x = (180° - α) + k . 360°
2.       Jika cos x = sin α, maka x = α + k . 360° atau x = (360° - α) + k . 360° = -α + k . 360°
3.       Jika tan x = tan α, maka x = α + k . 180°
Contoh Soal
1.       Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan trigonometri berikut!
a.       Sin x = sin ⅚ 𝛑, 0 ≤ x ≤ 2𝛑
b.       Tan x = tan ⅓𝛑, 0 ≤ x ≤ 2𝛑
c.       Cos x = cos 150°, 0° ≤ x ≤ 360°
Pemecahan:
a.       Sin x = sin ⅚ 𝛑, 0 ≤ x ≤ 2𝛑

Himpunan penyelesaian = {⅚ ,⅙𝛑}
b.       Tan x = tan ⅓𝛑, 0 ≤ x ≤ 2𝛑

Himpunan penyelesaian={⅓𝛑 ,4/3 𝛑}
c.       Cos x = cos 150°, 0° ≤ x ≤ 360°

Himpunan penyelesaian= {150°,210°}
2.       Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan trigonometri berikut!
a.       Sin x = cos 300°, 15°≤ x ≤ 360°
b.       Cos x = cotan 135°, 0°≤ x ≤ 360°
c.       Tan x = sin 0°, 180°≤ x ≤ 360°
d.       Cos 3x = cos 180°, 0° ≤ x ≤ 360°
e.       Sin (30°+x) = sin 75°, 0°≤ x ≤ 270°
f.        Sin (4x+38°) = sin 173°, 0° ≤ x ≤ 360°
g.       Tan x = ⅓√3, 0 ≤ x ≤ 2𝛑
Pemecahan:
a.       Sin x = cos 300°, 15°≤ x ≤ 360°

Himpunan penyelesaian={30°,150°}
b.       Cos x = cotan 135°, 0°≤ x ≤ 360°

Himpunan penyelesainnya adalah {180°}
c.       Tan x = sin 0°, 180°≤ x ≤ 360°

Himpunan penyelesaian= {180°,360°}
d.       Cos 3x = cos 180°, 0° ≤ x ≤ 360°

Himpunan penyelesain={60°,180°, 300°}
e.       Sin (30°+x) = sin 75°, 0°≤ x ≤ 270°

Himpunan penyelesain={45°,75°}
f.        Sin (4x+38°) = sin 173°, 0° ≤ x ≤ 360°

Himpunan penyelesaian={33,75°; 82,25°; 123,75°; 172,25°; 213,75°; 262,25°; 303,75°; 352,25°}
g.       Tan x = ⅓ √3, 0 ≤ x ≤ 2𝛑

Himpunan penyelesaian = {⅙𝜋7/6 𝜋}
E.     Identitas Trigonometri
1.       Rumus Dasar

2.       Menentukan Identitas Trigonometri
a.       Ubah bentuk ruas kiri hingga sama dengan bentuk ruas kanan.
b.       Ubah bentuk ruas kanan hingga sama dengan bentuk tuas kiri.
c.       Kedua ruas diubah hingga didapat bentuk baru yang sama.
Contoh Soal
1.       Buktikan bahwa sec𝞪 + tan2 𝞪 = 2tan2𝞪+1
2.       Buktikan bahwa sec Y – cos Y = sin Y . tan Y
Penyelesaian:
1.       sec𝞪 + tan2 𝞪 = 2tan2𝞪+1
Ruas kiri
= tan2 𝞪 + 1 + tan2 𝞪
= 2 tan2 𝞪+1
2.       sec Y – cos Y = sin Y . tan Y
bukti dengan mengubah ruas kiri

F.      Trigonometri Pada Segitiga Sembarang
1.       Aturan Sinus
Rumus:

Contoh soal
1)     Perhatikan gambar berikut!




Tentukan panjang dalam cm!
Penyelesaian:

2.       Aturan Cosinus
Rumus:
a= b2+c2 - 2bc cos 𝞪
b2 = a2+c2 - 2ac cos 𝞫
c2 = a2+b2 - 2ab cos 𝞬
Contoh soal
1)     Perhatikan gambar berikut!


Tentukan panjang PR!
Pemecahan:
PR2 = RQ2 + PQ2 – 2RQPQ cos ∠ Q
PR2 = 172 + 302 – 2 . 17 . 30 cos 53°
PR2 = 289 + 900 – 1020 . ⅗
PR2 = 1189 – 612
PR2 = 577
PR = √577 = 24,02 cm
3.       Luas Segitiga
Rumus:
L = ½ ab sin 𝞬
L = ½ bc sin 𝞪
L = ½ ac sin 𝞫
Contoh Soal
1.       Hitunglah luas ABCD berikut!

Pemecahan:
a.       Untuk ∆ BCD

Luas ∆ BCD = ½ BD.CD. sin ∠ D
Luas ∆ BCD = ½ . 18√2 . 12√6 . sin 30°
Luas ∆ BCD = ½ . 18√2 . 12√6 . ½ = ¼ . 216√12 = 108√3 cm2
b.       Untuk ∆ ABD


Luas ∆ ABD = ½ AD.BD. sin ∠D
Luas ∆ ABD = ½ . 18. 18√2 . sin 105°

c.       Luas ABCD
Luas ABCD = Luas ∆ BCD + Luas ∆ ABD
Luas ABCD = 108√3 cm+ 81√3 + 81 cm2
Luas ABCD = 189√3 cm+ 81 cm2
Luas ABCD = 327,35 + 81
Luas ABCD = 408,35 cm2
Share:

Popular Posts

Music For Studying

SNS

Recent Posts